Miya. Dia hanya tau nama itu. Yaa, bukan nama lengkap yang ia tau. Karena sengaja ku sembunyikan nama lengkap ajaib itu. Mungkin benar apa yang pernah orang lain bilang bahwa jangan mengambil keputusan terlalalu cepat. Karena ada sesal tersembunyi di balik itu. Miya, panggil saja begitu. Nama panggilan keluarga sekaligus nama panggilan yang paling aku suka. Nama yang tertera dalam selembar kertas penuh perjuangan yang mereka namai akte bukanlah Miya. Saat mereka mengetahui namaku, pikiran baik mendatangi otak mereka. Dan yang dia kenal adalah Miya, bukan yang lain. Satu nama yang lahir dengan kelam kedunia. Tujuh huruf ajaib yang diciptakan, Tuhan persembahkan untuk insan dari ibu pejuang sejati dan bapa yang entah. Miya, begitu keluarga mengenal. Lahir setelah konflik batin yang merenggut air mata seorang perempuan sejati. Tanpa adzan pertama yang terindah dari bapa yang telah menitipkan spermanya sembilan bulan yang lalu. Bukan air mata b...