Rizal, Sewo kuto uwis tak liwati Sewu ati tak takoni Kalau aku bukan seribu kota yang sudah dilewati, lebih tepatnya sudah seribu hari terlewati dengan tanpa senyawa manis dari zat Tuhan paling manis (dulu) , Rizal. Seribu pertanyaan dengan jenis yang sama melayang tanpa pegangan , tanpa jawaban , tanpa pernah tau kapan mereka kembali untuk memberiku kabar, meski ia berbentuk air mata nantinya Nanging kabeh podo ra ngerteni Lunga mu ning endi Tapi semua tidak ada yang mengerti, kamu pergi kemana, cuman keluarga kamu yang tau, bapa , ibu dan adik-adik kamu. Keluargaku sudah tidak mengurusi hal-hal ini, macam serangga yang mengganggu pohon tua, tidak diperdulikan. Utamanya tidak ada yang mengerti aku seperti apa, tidak ada, bahkan untuk aku sendiri. Jalur hatinya kemana, arah rindunya untuk siapa, rambu asmaranya untuk apa, aku tidak memahami rasaku pergi kemana. Pirang taun enggon ku goleki Seprene durung bisa nemoni Berapa taun aku mencari, menemukan jawaban. A...